Syaibah bin Hâsyim (Arab: شيبة بن هاشم) (lahir 497 – 578) lebih dikenal dengan nama Abdul Muththalib atau 'Abd al-Muththalib (artinya hamba Muththalib) sejak ia dibesarkan oleh pamannya Muththalib. Suatu ketika Muththalib bepergian dengan hewan tunggangan sambil memboncengi Syaibah. Masyarakat yang melihatnya mengira yang diboncengi Muththalib adalah budaknya. Sejak itu Syaibah dipanggil dengan sebutan Abdul Muththalib. Ia merupakan kakek dari Nabi Muhammad dan Ali. Ia sebagai pemimpin kaum Quraisy, sempat bertemu dan berbicara dengan Abrahah, seorang penguasa dari Yaman yang ingin menghancurkan Ka'bah. Abrahah al-'Asyram (Arab أبرهة الأشرم, Abrahah Al Habsyi) adalah seorang gubernur dari Abyssinia (Kekaisaran Ethiopia) yang telah berhasil menaklukan dan menjadi Raja Saba (Yaman).
Procopius mencatat bahwa Abrahah dulu pernah menjadi seorang budak belian dari Kerajaan Byzantium di Adulis, sementara al-Tabari mengatakan bahwa ia masih memiliki hubungan dekat dengan keluarga Kerajaan Aksum. Abrahah terkenal karena kepemimpinannya dalam melakukan agresi militernya terhadap orang-orang Quraisy di Mekkah yang terjadi sekitar tahun 570, seperti yang diceritakan dalam kisah Islam khususnya dalam al-Fil.
Dikisahkan bahwa Abrahah ingin menghancurkan Kakbah dengan mengirim pasukan gajah, dikisahkan Abrahah dan para tentaranya mati seperti "daun yang dimakan ulat" setelah dijatuhi batu-batu panas yang berasal dari neraka oleh burung ababil, kejadian ini terjadi pada tahun yang dikenal sebagai Tahun Gajah. Dikisahkan juga bahwa Abrahah telah mengatakan untuk membangun sebuah katedral di San'a yang dikenal sebagai "al-Qulays" Sebagai tandingan Ka'bah di Mekkah dan secara khusus ia datang bersama dengan pasukan gajahnya untuk menghancurkan Ka'bah.
Quraisy (bahasa Arab: قر يش) adalah nama seorang leluhur dari nabi dan rasul agama Islam yaitu Muhammad. Nama lain dari Quraisy adalah Fihr (atau Fahr). Dalam bahasa lain, Quraisy juga disebut dengan "Quresh", "Qurrish", "Qurish", "Qirsh", "Quraysh", "Qureshi", "Koreish", dan "Coreish". Suku Quraisy (bahasa Arab: قريش الأمة) adalah suku bangsa Arab keturunan Ibrahim, mereka tinggal dan hidup di Mekkah dan daerah sekitarnya. Quraisy yang hidup di Mekkah disebut Quraisy Lembah, sementara yang lain tinggal lebih jauh mengelilingi Mekkah dikenal dengan Quraisy Pinggiran.
Penamaan Quraisy berasal dari nama lain Fihr yang merupakan leluhur Nabi Muhammad, nabi dan rasul utama agama Islam. Di mana Fihr kemudian menurunkan sampai Qushay bin Kilab. Silsilah lengkapnya adalah sebagai berikut, Muhammad bin Abdullah bin 'Abd al-Muththalib bin Hâsyim bin 'Abd al-Manâf bin Qushay bin Kilab bin Murra bin Kaa'b bin Lu'ay bin Ghalib bin Quraisy (Fihr) bin Malik bin Nazar bin Kinanah bin Khuzaymah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mazar bin Nazar bin Ma'ad bin Adnan bin Ismail bin Ibrahim.
Suku Quraisy pada saat itu terkenal sifatnya akan kekacauan, sukar dikendalikan, terpecah belah antar suku, kasar, saling bermusuhan, sangat penuh perasaan, fasih berbicara dan puitis. Quraisy menjadi suku terkemuka di Mekkah sejak sebelum kelahiran Muhammad dan pada dasarnya menguasai kota. Sebelum kelahiran Muhammad, suku ini terbagi menjadi beberapa klan, masing-masing memiliki tanggung jawab yang berbeda atas kota Mekkah dan Ka'bah. Terjadi rivalitas antarklan, dan makin meruncing selama Muhammad hidup.
Beberapa pemimpin klan tidak menyukai klaim Muhammad akan kenabian dan mencoba menghentikannya dengan menekan pemimpin Bani Hasyim saat itu, Abu Thalib. Banyak pula dari klan tersebut yang menghukum pengikut Muhammad, seperti melakukan boikot. Hal inilah yang menyebabkan keluarnya perintah hijrah ke Ethiopia, dan kemudian ke Madinah. Setelah Penaklukan Kota Makkah pada tahun 630, Muhammad memaafkan orang Quraisy yang sebelumnya menekan dan memusuhinya, kedamaian terjadi. Setelah meninggalnya Muhammad, rivalitas klan meningkat, terutama siapa yang berhak menjadi Khalifah, hal yang menyebabkan terjadinya pemisahan Sunni dan Syi'ah.