Al Qasim bin Muhammad dan Urwah bin az-Zubair

"Al Qasim bin Muhammad dan Urwah bin az-Zubair"

elzeno 2 menit baca
Al Qasim bin Muhammad dan Urwah bin az-Zubair

Al-Qasim bin Muhammad bin Abu Bakar (Arab: القاسم بن محمد بن أبي بكر, wafat k. 106 H/724-725 M) adalah seorang ulama dari golongan tabi'in, dan ahli fiqih ternama yang termasuk dalam Tujuh Fuqaha Madinah. Al-Qasim adalah cucu dari sahabat Nabi Abu Bakar ash-Shiddiq. Ayahnya adalah Muhammad bin Abu Bakar, sedangkan ibunya salah seorang dari putri Yazdegerd III, penguasa terakhir Kekaisaran Persia Sassania yang ditaklukkan pada masa kekhalifahan Umar bin Khattab. Ayahnya Al-Qasim meninggal saat ia berusia tujuh tahun, dan ia dibesarkan oleh bibinya Ummul mu'minin Aisyah binti Abu Bakar.

Al-Qasim dan sepupunya Urwah bin Zubair mempelajari berbagai ilmu dari bibi mereka Aisyah, yaitu bahasa Arab, fiqih Islam dari al-Qur’an, aqidah, syariah, hadits Nabi, dan lain-lain. Al-Qasim juga menuntut ilmu dari para sahabat terkenal lainnya, seperti Abdullah bin Abbas, Abdullah bin Umar, serta Abu Hurairah. Para sejarawan berbeda pendapat mengenai usia dan tahun kematian Al-Qasim.

Ayahnya Muhammad bin Abu Bakar (631–658) adalah anak dari Khalifah Islam pertama, Abu Bakar dan Asma binti Umais. Ketika Abu Bakar meninggal, Asma binti Umais menikah lagi dengan Ali bin Abu Thalib, sepupu Nabi Muhammad. Muhammad bin Abu Bakar baru berusia tiga tahun waktu itu terjadi; ia menjadi anak angkat Ali dan salah satu pendukung utamanya. Salah seorang anaknya Al-Qasim bin Muhammad adalah salah seorang dari Tujuh Fuqaha yang berpengaruh di kota Madinah.

Urwah bin az-Zubair (Arab: عروة بن الزبير, w. 94 H/712 M) adalah salah satu dari Tujuh Fuqaha Madinah, yaitu sebutan untuk sekelompok ahli fiqih dari generasi tabi'in yang merupakan para tokoh utama ilmu fiqih di kota Madinah setelah wafatnya generasi Sahabat yang hidup sezaman dengan Nabi Muhammad. Urwah adalah putra dari pasangan Asma binti Abu Bakar dan Zubair bin Awwam, adik dari Abdullah bin Zubair, dan juga keponakan dari Aisyah. Nenek Urwah adalah Safiyyah binti Abdul Muththalib, yaitu bibi Nabi Muhammad dari keluarga ayahnya.

Urwah bin az-Zubair adalah periwayat atas sebagian besar hadits yang berasal Aisyah, selain dari para Sahabat lainnya seperti Ali, Umar, Ibnu Abbas, Abu Ayyub al-Ansari, dan lain-lain. Selain itu, ia juga mendapat pengajaran dari Said bin al-Musayyib, yang lebih tua tujuh atau delapan tahun darinya. Para periwayat hadits berikutnya yang mengambil jalur darinya antara lain adalah Qatadah bin Di'amah, Ibnu Syihab az-Zuhri, Yahya bin Said al-Ansari, dan Zaid bin Aslam.

Ayahnya Az-Zubair bin Al-‘Awwam (Bahasa Arab الزبير بن العوام) (wafat 36 H/656 M) adalah putra bibi Muhammad, salah satu sahabat nabi dan termasuk as-Sabiqun al-Awwalun, yaitu salah seorang dari 10 orang yang pertama masuk Islam. Ketika pamanya Naufal bin Khuwailid mengetahui Zubair telah memeluk Islam, ia sangat marah dan berusaha menyiksanya, Zubair dimasukkan kedalam karung tikar, kemudian dibakar.

Anak Abu Bakar Ash-Shiddiq :
  1. Aisyah
  2. Muhammad bin Abu Bakar
  3. Asma' binti Abu Bakar
  4. Abdurrahman bin Abi Bakar
  5. Abdullah ibn Abi Bakr
  6. Umm Kulthum bint Abi Bakr

Cucu Abu Bakar Ash-Shiddiq :
  1. Abdullah bin Zubair
  2. Urwah bin az-Zubair
  3. Al-Qasim bin Muhammad
  4. Ayesha Bnt Talhah
  5. Yusuf
  6. Al-Muhajir ibn al-Zubayr
  7. Al-Monzer ibn al-Zubayr
  8. Abu Atiq Muhammad
  9. Khadija bint al-Zubayr
  10. Assem ibn al-Zubayr
  11. Aisha bint al-Zubayr
  12. Umm al-Hassan bint al-Zubayr
  13. Zakariyyah
elzeno
elzeno Pengalaman adalah Guru Terbaik. Oleh sebab itu, kita pasti bisa kalau kita terbiasa. Bukan karena kita luar biasa. Setinggi apa belajar kita, tidahlah menjadi jaminan kepuasan jiwa, yang paling utama seberapa besar kita memberi manfaat kepada sesama.
Posting Komentar
Cari ...
Menu
Tampilan
Bagikan