Pertempuran Yarmurk dan Kemenangan Pasukan Muslim Atas Tanah Palestina

"Pertempuran Yarmuk adalah perang antara muslim Arab dan kekaisaran Romawi Timur yang terjadi pada tahun 636 atau tepatnya pada 20 Agustus 636 M"

elzeno 3 menit baca
Pertempuran Yarmurk dan Kemenangan Pasukan Muslim Atas Tanah Palestina

Pertempuran Yarmuk adalah adalah perang antara muslim Arab dan kekaisaran Romawi Timur yang terjadi pada tahun 636 atau tepatnya pada 20 Agustus 636 Masehi.

Pertempuran ini, oleh beberapa sejarawan, dipertimbangkan sebagai salah satu pertempuran penting dalam sejarah dunia, seperti dalam kutipan Wikipedia.

Karena dia menandakan gelombang besar pertama penaklukan muslim di luar Arab, dan cepat masuknya islam ke Palestina, Suriah, dan Mesopotamia yang rakyatnya menganut agama Kristen.

Pertempuran ini merupakan salah satu kemenangan Khalid bin Walid yang paling gemilang, dan memperkuat reputasinya sebagai salah satu komandan militer dan kavaleri paling brilian di zaman pertengahan.

Pertempuran ini terjadi pada masa pemerintahan Umar bin Khattab, khalifah Rasyidin kedua.

Pada pertempuran tersebut, pasukan Muslim Arab kehilangan sekira 4.000 tentara, sedangkan Kekaisaran Bizantium kehilangan 70.000 hingga 120.000 prajurit.

Pertempuran ini terjadi empat tahun setelah Nabi Muhammad meninggal pada 632.

Dia dilanjutkan oleh khalifah pertama, Abu Bakar, yang mencoba membawa seluruh bangsa yang bertutur bahasa Arab di bawah kendali Kaum Muslimin.

Pada 633 pasukan Muslim menyerang Suriah, dan setelah berbagai penghadangan dan pertempuran kecil berhasil merebut Damaskus pada 635.

Pertempuran Yarmurk dan Kemenangan Pasukan Muslim Atas Tanah Palestina
Perang Yarmuk dan kemenangan pasukan Islam. Foto Net

Kaisar Romawi Timur Heraclius mengatur sebuah pasukan sekitar 40.000 orang setelah mengetahui lepasnya Damaskus dan Emesa.

Pergerakan pasukan Romawi Timur yang besar ini, menyebabkan Kaum Muslimin di bawah Khalid ibn Walid meninggalkan kota-kota, dan mundur ke selatan menuju Sungai Yarmuk, sebuah penyumbang Sungai Yordan.

Sebagian pasukan Romawi Timur di bawah Theodore Sacellarius dikalahkan di luar Emesa.

Muslim di bawah Khalid ibn Walid bertemu komandan Romawi Timur lainnya, Baänes di lembah Sungai Yarmuk pada akhir Juli.

Baänes hanya memiliki infantri untuk melawan kavaleri ringan Arab, karena Theodor telah mengambil kebanyakan kavaleri bersamanya. Setelah sebulan pertempuran kecil-kecilan, tanpa aksi yang menentukan, kedua pasukan akhirnya berkonfrontasi pada 20 Agustus.

Menurut sumber Muslim, datanglah pertolongan Allah SWT. kepada tentara Islam dengan berhembusnya angin selatan yang kuat meniup awan debu ke wajah prajurit Romawi Timur, kejadian ini sama persis seperti yang terjadi pada pasukan persia dalam pertempuran Qadisiyyah.

Prajurit menjadi lesu di bawah panas matahari Agustus.

Meskipun begitu Khalid terdorong mundur, namun meskipun jumlah pasukannya hanya setengah prajurit Romawi Timur, mereka lebih bersatu daripada pasukan multinasional Tentara Kekaisaran yang terdiri dari orang Armenia, Slavia, Ghassanid dan juga pasukan Romawi Timur biasa.

Menurut beberapa sumber, Kaum Muslimin berhasil memengaruhi unsur-unsur di pasukan Romawi Timur untuk beralih sisi, tugas ini dipermudah oleh kenyataan bahwa Kristen Arab, Ghassanid, belum dibayar selama beberap bulan dan yang Kristen Monofisitnya ditekan oleh Ortodoks Romawi Timur.

Sekitar 12.000 Arab Ghassanid membelot

Kemajuan pasukan Kristen di sisi kanan, menuju kamp berisi wanita Arab dan keluarganya, akhirnya diusir dengan bantuan dari beberapa wanita Arab.

Dan memperbaharui serangan-balik. Prajurit Baänes berhasil dipukul mundur hingga ke sebuah jurang terjal.

Sebagai hasilnya, seluruh Suriah terbuka bagi Kaum Muslimin. Damaskus direbut kembali oleh Kaum Muslimin dalam waktu sebulan, dan Yerusalem jatuh tidak lama kemudian.

Ketika bencana ini terdengar Heraclius di Antioch, dinyatakan dia mengucapkan selamat tinggal kepada Suriah, berkata, “Selamat tinggal Suriah, provinsiku yang indah. Kau adalah seorang musuh sekarang”; dan meninggalkan Antiokia ke Konstantinopel.
elzeno
elzeno Pengalaman adalah Guru Terbaik. Oleh sebab itu, kita pasti bisa kalau kita terbiasa. Bukan karena kita luar biasa. Setinggi apa belajar kita, tidahlah menjadi jaminan kepuasan jiwa, yang paling utama seberapa besar kita memberi manfaat kepada sesama.
Posting Komentar
Cari ...
Menu
Tampilan
Bagikan