Cookie Consent
Kami menyajikan cookie di situs ini untuk menganalisis lalu lintas, mengingat preferensi Anda, dan mengoptimalkan pengalaman Anda.
Oops!
Sepertinya ada yang salah dengan koneksi internet Anda. Silakan sambungkan ke internet dan mulai menjelajah lagi.
AdBlock Detected!
Kami mendeteksi bahwa Anda menggunakan plugin pemblokiran iklan di browser Anda.
Pendapatan yang kami peroleh dari iklan digunakan untuk mengelola situs web ini, kami meminta Anda untuk memasukkan situs web kami ke dalam daftar putih di plugin pemblokiran iklan Anda.
Bergabunglah di Grup WhatsApp PTS, ikuti Program Tadarus setiap periode 15 hari Gabung

KH. Said bin KH. Armia Tegal

KH. Said bin KH. Armia Tegal
KH. Said bin KH. Armia Tegal

Pernah diceritakan oleh salah seorang Guru saya Alhabib Abdurrahman Bin Habib Abdulloh bilfaqih , beliau adalah Pengasuh Pon-pes Darul Hadist Al faqihiyyah Malang dan murid Dari KH.Said bin Kh.Armia, sewaktu beliau belum menjadi murid KH.Said beliau melihat dari mata batin batin Sebuah Cahaya yang memancar keatas menembus langit dari suatu tempat, karena penasaran beliau mencari sumber cahaya tersebut hingga sampailah beliau di desa Cikura Tegal Jawa tengah dan sumber cahaya tersebut berasal dari Pemakaman Umum didesa tersebut. Beliaupun bertanya siapa yang di maqomkan disana? amalam apa yang menyerbabkan maqom tersebut mengeluarkan cahaya hingga menembus langit…Dan Maqom tersebut adalah Maqom KH.Armia salah seorang ulama yang selalu mengajarkan kepada masyarakat sekitar tentang Tauhid kitab yang yang di kaji adalah kitab tauhid Imam Sanusi. Beliaupun tertarik untuk belajar kepada putranya KH.Said bin Kh Armia, dan beliaupun mengusulkan untuk selalu mengadakan Haul Bapaknya KH.Armia secara besar-besaran untuk mengenang perjuangan KH.Armia dalam mensyiarkan Agama Alloh terutama ilmu-ilmu tauhid . Dan setiap kali diadakan Acara Haul maka Ribuan orang baik ulama maupun para habaib dari berbagai daerah hadir untuk memperingati haul KH.Armia.

Dan diceritakan pula oleh Putra Kh.Said yaitu KH.Hasani bahwa Al Alamah Syeck Ali Basalamah (Mursyid Tarekat Tijani jatibarang brebes jawa tengah) mendengar bahwa di Tegal ada seorang Ulama yang mengajar Tauhid Imam Sanusi , beliaupun datang ketegal untuk bersilahturahim ,sesampainya di Tegal beliau melihat KH.Said Bin Kh.Armia sedang mengajar Kitab Imam Sanusi dan di sebelah Kanan KH.Said tampak Sayyidul Wujud Rosululloh SAW dan di sebelah kiri KH.Said Tampak Shohibul KItab Imam Sanusi RA hal ini menunujukan KH.Said Bin Kh.Armia memilki derajat kewalian yang tinggi dan ilmu yang diajarkan adalah haq.

Suatu hal yang Menarik Dari Pesantren Attuahidiyyah ini adalah bila bulan puasa tiba santri dalam atau santri pondok banyak yang pulang ke kampung halammnya sampai satu hingga dua minggu. Mereka bertemu keluarga dan sanak saudara. Sedangkan kegiatan pondok diisi oleh santri kalong( Julukan untuk warga luar pesantren atau masyarakat umum yang mengikuti pengajian ) ,Mereka mendapatkan aneka wejangan dari santri senior ponpes Attauhidiyyah Selain itu juga mereka langsung mendapat gemblengan dari Pimpinan dan Pengasuh Ponpes KH Ahmad bin KH Said bin KH Armia. Gemblengan yang diberikan antara lain soal gambaran umum ilmu ketauhidan, tafsir kitab kuning dan wejangan lain yang bersifat bimbingan moral dan agama. Dengan tujuan akhir, santri mendapat bekal dalam mengarungi hidup di luar ponpes. Kegiatan lain yang cukup mendapat perhatian santri adalah membaca Kitab Suci Al-Qur’an setelah salat tarawih. Atau usai menjalankan salat-salat fardhlu (salat wajib) lainnya. Mereka yang dapat selesai membaca kitab suci itu dalam waktu yang sudah ditentukan dan benar, maka disebut telah selesai khatam.

Nah tiap selesai khatam itulah, santri seperti mendapat sesuatu yang lebih. Mereka kemudian mendapat hidangan nasi kebuli dari pimpinan ponpes. Satu nasi kebuli yang ditaruh di nampan, dinikmati untuk empat hingga lima orang. Mereka menyantap beramai-ramai.

Lantas apa yang membuat mereka seperti ketagihan menikmati hidangan nasi kebuli? Tentu karena resep masakan yang khas, yang sengaja dibuat dan disajikan oleh santri senir ponpes tersebut.

Menurut santri senior , hidangan nasi kebuli dibuat dari campuran santan, susu, dan daging kambing. Orang melihat sekilas nasi itu seperti nasi goreng, namun punya perbedaan rasa yang khas dan sulit disamakan.

“Ya, karena kami memasak dengan cita rasa yang khas, siapa pun yang mencicipi pasti langsung ketagihan. Hanya saja, yang kena penyakit darah tinggi jangan makan daging kambingnya. Kalau sayurnya sih ndak papa,” tutur dia.

tiap malam ribuan orang menjadi santri kalong di ponpes itu. Mereka berbuka puasa bersama dan mendengarkan wejangan keagamaan dari KH Ahmad bin KH Said bin KH Armia. Selain itu, digembleng pula oleh KH Hasani yang merupakan orang kedua atau pengasuh dua ponpes tersebut.

Perjalanan saya kali ini Ke Tegal ke pon-pes Attauhidiyyah secara kebetulan bersamaan dengan wafatnya anak seorang ulama karismatik dan menjadi panutan di kota Tegal Almarhum Kh.Miftah bernama KH.Hadun Bin KH.Miftah warga sekitar biasa memanggil dengan sebutan Gus Hadun lokasinya tak jauh dari Pon-pes attauhidiyah, Gus Hadun wafat pada hari selasa tanggal 16 oktober 2007 dan dimakamkan di samping maqom ayahnya Kh.Miftah .Ribuan warga berdatangan untuk turut menguburkan Gus Hadun termasuk Para ulama dan Habaib setempat , sempat pula saya menyalami KH.Hasani Bin KH.Said disana namun sayang saya tidak sempat bertemu dengan KH.Ahmad Bin KH.Said yang menurut santri beliau ada di luar kota.

tepat pukul1 0.00 jenazah Gus Hadun di kuburkan diiringi dengan gema tahlil dan tahmid dari para jamaah …semoga Alloh menempatkannya pada derajat yang mulai bersama para kekasih Allloh aminn.

KH. Said bin KH. Armia Tegal
Selepas mengikuti prosesi penguburan saya pergi berziarah ke Maqom Kh.Said bin Kh armia yang letaknya tak jauh dari sana,dan setelah itu berziarah ke maqom Habib Muhammad Bin Thohir Al hadad yang letaknya kurang lebih 10 km dari Pon-pes Attauhidiyah Giren Talang . “Ya Alloh Tuhan kami Berilah kami kemamfaatan dengan berkah mereka”…..”tunjukan kami akan kebaikan dengan keagungan mereka”…”matikan kami didalam thoriqoh mereka”….”serta selamat dari segala fitnah”….
maqom Habib Muhammad bin Thohir Al hadad ( tegal ) (foto samping)

Terima kasih telah membaca artikel kami yang berjudul: KH. Said bin KH. Armia Tegal, jangan lupa ikuti website kami dan silahkan bagikan artikel ini jika menurut Anda bermanfaat.

Pengalaman adalah Guru Terbaik. Oleh sebab itu, kita pasti bisa kalau kita terbiasa. Bukan karena kita luar biasa. Setinggi apa belajar kita, tidahlah menjadi jaminan kepuasan jiwa, yang paling utam…

Posting Komentar

Pergunakanlah kecerdasan anda saat berkomentar, dan tinggalkan komentar sesuai topik tulisan, menuliskan link aktif yang tidak sesuai topik yang kami posting akan langsung kami hapus atau kami anggap sebagai spam.
Masukkan URL Gambar atau URL Video YouTube atau Potongan Kode , atau Quote , lalu klik tombol yang kamu inginkan untuk di-parse. Salin hasil parse lalu paste ke kolom komentar.


image video quote pre code