Hadits Tentang Keesaan Alloh

"Hadits Tauhid Tentang Keesaan Alloh SWT."

elzeno 3 menit baca
Hadits Tauhid Tentang Keesaan Alloh SWT.

Hadis tentang Keesaan Allah. Sebagai umat islam tentu kita semua percaya dan meyakini dengan sepenuh hati, jika Allah adalah satu-satunya tuhan pencipta alam beserta isinya. Tiada suatu apapun yang bisa disandingkan dengannya. Maka dari itu, kita semua tak boleh sekali-kali menyekutukannya sebab hal itu disebut perbuatan syirik yang dosanya tak akan pernah diampuni.

Namun, pada kenyataannya, masih banyak umat muslim sendiri yang belum sepenuh hati mengesakan Allah. Misalnya saja, mereka masih memberi persembahan kepada benda-benda tertentu dengan tujuan meminta keberkahan, menggantungkan rezekinya kepada makhluk gaib dan masih banyak lagi yang lainnya.

Meski beralasan untuk adat istiadat, yang jelas menggantungkan sesuatu kepada selain Allah sudah termasuk perbuatan syirik. Kita semua tentu sudah mengetahui bagaimana pandainya Walisongo menyebarkan Islam ke tanah Jawa. dengan media adat dan budaya justru mereka berhasil menyebarkan Islam secara damai. Budaya bancaan yang awalnya untuk persembahan kepada roh, diubahnya menjadi sedekah yang memiliki nilai ibadah.

Keesaan Allah tak perlu kita ragukan lagi. Semua hal yang ada di dunia ini sudah menjadi bukti nyata yang tak dapat dibantah lagi kebenarannya. Dalil tentang Keesaan Allah sudah banyak sekali ditemui. Tinggal bagaimana kita meyakini dengan sepenuh hati bahwa Allah Maha Esa.

Salah satu Dalil tentang Keesaan Allah ialah hadis yang diriwayatkan dari Abu Hurairah berikut ini:

Hadits Tauhid Tentang Keesaan Alloh SWT.

Artinya: Dari Abu Hurairah, dari Nabi SAW bahwasanya beliau mengucapkan –ketika hendak beranjak ke kasurnya, beliau mengucapkan : "Ya Allah, Tuhan langit dan Tuhan bumi, Tuhan segala sesuatu, yang membelah biji dan atom, yang menurunkan Taurat, Injil dan Al Qur'an, aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan segala makhluk melata yang memiliki kejahatan yang mana Engkau mengendalikannya, Engkaulah yang Maha Awal, tidak ada sesuatu sebelum- Mu, dan Engkaulah Maha Akhir, tidak ada sesuatu setelah-Mu, Engkaulah Maha Zhahir, tidak ada sesuatu yang melebihi-Mu, dan Engkaulah yang Maha Bathin, tidak ada sesuatu di bawah-Mu, tunaikanlah utangku, dan jauhkanlah aku dari kefakiran)".

Berdasarkan Hadis tentang Keesaan Allah tersebut, rasulullah sangat jelas menekankan bahwa Allah adalah satu-satunya dzat yang menciptakan segala sesuatu yang ada di bumi ini. Ialah satu-satunya dzat yang pantas di sembah oleh semua makhluk di dunia. Maka dari itu jangan sekalipun kita menyekutukannya dengan sesuatu lainnya.

Hikmah Hadis

Dari uraian hadis tersebut kita dapat mengambil beberapa hikmah diantaranya:
  1. Wajib mengimani bahwa Allah adalah ; Al-Awwal, Al-Akhir, Az-Zhahir, dan Al-Bathin.
    • Makna Al-Awwal dalam hadits ini adalah yang azali yang tidak ada permulaan baginya, maka tidak ada sesuatupun yang mendahului Allah subhanahu wata'ala; maka hanya Allah semata tidak ada yang lain selain Dia.
    • Dan Makna Al-Akhir adalah yang kekal, yang memusnahkan segala sesuatu sedangkan Allah tetap ada, maka tidak ada sesuatu pun setelah-Nya.
    • Dan makna Az-Zhahir adalah yang Maha mengalahkan yang Maha Tinggi atas segala sesuatu, maka tidak ada yang lebih tinggi dari-Nya.
    • Dan makna Al-Bathin adalah tidak ada yang bisa mengatur selain Allah, dan tidak ada seorangpun yang berdiri sendiri selain Allah, dan tidak ada sesuatupun yang tersembunyi dari Allah; maka Allah Maha Tahu segala sesuatu.
  2. Wajib menetapkan sifat Allah sebagaimana yang tertera dalam nash-nash syar'i. Namun tidak mengapa menjelaskan pengertiannya dengan bahasa selain bahasa arab dengan tujuan memahamkan dan menjelaskan.
  3. Dianjurkan menghafal do'a ini dan rajin membacanya sebelum tidur.
  4. Hadits ini adalah dalil bahwa Allah azza wajalla Tuhan semesta alam; maka Tuhan seluruh makhluk adalah Allah subhanahu wata'ala.

Dengan membaca uraian Hadis tentang Keesaan Allah semoga keimanan kita terhadap Allah SWT akan terus meningkat. Amiin
elzeno
elzeno Pengalaman adalah Guru Terbaik. Oleh sebab itu, kita pasti bisa kalau kita terbiasa. Bukan karena kita luar biasa. Setinggi apa belajar kita, tidahlah menjadi jaminan kepuasan jiwa, yang paling utama seberapa besar kita memberi manfaat kepada sesama.
Posting Komentar
Cari ...
Menu
Tampilan
Bagikan