Golongan Sahabat Nabi

"Golongan Sahabat Nabi"

House Shine 2 menit baca
Golongan Sahabat Nabi

Sahabat Nabi adalah mereka yang mengenal dan melihat langsung Nabi Muhammad, membantu perjuangannya dan meninggal dalam keadaan Muslim.

Ibnu Hajar al-Asqalani asy-Syafi'i pernah berkata:
"Sahabat ialah orang yang bertemu dengan rasulullah, beriman kepada beliau dan meninggal dalam keadaan Islam."

Kebanyakan muslim mendefinisikan para sahabat sebagai mereka yang mengenal Nabi Muhammad, mempercayai ajarannya, dan meninggal dalam keadaan Islam. Para sahabat utama yang biasanya disebutkan hingga 50 sampai 60 nama, yakni mereka yang sangat dekat dengan Nabi Muhammad, sahabat bisa juga dianggap sebagai murid Nabi Muhammad.

Identifikasi terhadap sahabat nabi, termasuk status dan tingkatannya merupakan hal yang penting dalam dunia Islam karena dapat digunakan untuk mengevaluasi keabsahan suatu hadits maupun perbuatan nabi yang diriwayatkan oleh mereka.

Tingkatan sahabat

Menurut al-Hakim dalam Mustadrak, Sahabat terbagi dalam beberapa tingkatan, yaitu:
  1. Para sahabat yang masuk Islam di Mekkah, sebelum melakukan hijrah, seperti Khulafa'ur Rasyidin

  2. Para sahabat yang mengikuti Majelis Darunnadwah

  3. Para sahabat yang ikut serta berhijrah ke Negeri Habasyah

  4. Para sahabat yang ikut serta pada Bai'at Aqabah pertama

  5. Para sahabat yang ikut serta pada Bai'at Aqabah kedua

  6. Para sahabat yang berhijrah setelah sampainya rasulullah ke Madinah

  7. Para sahabat yang ikut serta pada Perang Badar

  8. Para sahabat yang berhijrah antara Perang Badar dan Perjanjian Hudaibiyyah

  9. Para sahabat yang ikut serta pada Bai'at Ridhwan

  10. Para sahabat yang berhijrah antara perjanjian Hudaibiyyah dan Fathu Makkah
    • Khalid bin Walid
    • Amru bin Ash

  11. Para sahabat yang masuk Islam pada Fathu Makkah,
    • Abu Sufyan
    • Mu'awiyah bin Abu Sufyan
    • Ikrimah bin Abu Jahal

  12. Bayi-bayi yang telah lahir dan anak-anak yang pernah melihat rasulullah pada Fathu Makkah
House Shine
House Shine Pengalaman adalah Guru Terbaik. Oleh sebab itu, kita pasti bisa kalau kita terbiasa. Bukan karena kita luar biasa. Setinggi apa belajar kita, tidahlah menjadi jaminan kepuasan jiwa, yang paling utama seberapa besar kita memberi manfaat kepada sesama.
Posting Komentar
Cari ...
Menu
Tampilan
Bagikan