Ibnu Main - Yahya bin Main - Abu Zakariya

"Ibnu Main - Yahya bin Main - Abu Zakariya"

elzeno 1 menit baca
Ibnu Main - Yahya bin Main - Abu Zakariya

Yahya bin Ma'in atau Ibnu Ma'in (bahasa Arab: يحيى بن معين) nama lengkapnya Yahya bin Ma’in bin Aun bin Ziyad bin Bastham bin Abdirrahman. Sedang menurut yang lain bahwa nama kakek Yahya bin Ma’in adalah Ghiyats bin Ziyad bin Aun bin Bastham Al-Ghathafani Al-Murri, pemimpin orang Bagdad. Beliau adalah seorang imam ahlussunnah seorang pakar hadis (Muhaddits) dan ahli Ilmu rijal (analisis kritis terhadap para perawi hadis). Ia merupakan salah satu guru dari Imam Bukhari juga banyak pakar hadis lainnya. Dia juga merupakan Imam yang paling senior di antara ulama seangkatannya, semisal Imam Ali al-Madini, Imam Ahmad bin Hanbal, Imam Ishaq bin Rahawaih dan Imam Abu Bakar bin Abi Syaibah.

Sebagaimana disebutkan oleh Ahmad bin Zuhair, beliau dilahirkan pada tahun 158 H dimasa kekhilafahan Daulah Abbasiyah. Ayahnya merupakan orang penting di negerinya yang meninggalkan warisan sebanyak satu juta dirham, harta tersebut digunakannya sebagai bekal mencari hadis. Kunyahnya adalah Abu Zakariya namun lebih dikenal dengan sebutan Ibnu Ma'in. Ia wafat pada bulan Dzulhijjah 233 H di Madinah, ketika sedang melaksanakan ibadah haji. Dan dimakamkan di Pekuburan Baqi. Yahya bin Ma’in wafat 233 H sebagai murid Atba’ Tabi’it Tabi’in atau Setelah para tabi’ut tabi’in.

Semasa hidupnya ia banyak melakukan perjalanan mencari ilmu sehingga memiliki guru yang banyak dari berbagai negeri Islam. Di antara gurunya adalah Abdullah bin Mubarak, Sufyan bin Uyainah, Waqi', Abdurrahman bin Mahdi, dan banyak ulama lainnya dari negeri Irak, Hijaz, Al-Jazirah, Syam, dan Mesir. Sementara, di antara murid seniornya adalah Imam Ahmad bin Hambal, Bukhari, Muslim, Abu Daud, Abu Zur'ah ar-Razi dan Abu Hatim ar-Razi, Ibrahim bin Abdillah Al-Junaid, Ahmad bin Ali Al-Marwazi, Ibrahim bin Ya’qub Al-Juzajani dan lainnya.[1] Di antarakarya-tulisnya yang terkenal adalah At-Tarikh wa Al-Ilal dan Ma`rifah Ar-Rijal. Yahya bin Ma'in mengatakan, “Saya telah menulis dengan tanganku sebanyak satu juta hadis.”.

Imam Ibnu Ma'in termasuk dalam jajaran ulama besar dalam bidang hadis, tidak hanya di antara ulama yang semasa dengannya namun juga bagi zaman setelahnya. Diantara pujian para ulama terhadap dia adalah:

An-Nasa'i mengatakan, “Abu Zakariya berstatus tsiqah dan amanah, serta termasuk salah satu pakar dalam hadis.”
Ali al-Madini mengatakan, “Saya tidak pernah melihat, sejak zaman Adam, ada orang yang menulis hadis yang lebih bagus daripada tulisan Yahya bin Ma`in.”
Yahya Al-Qaththan mengatakan, “Belum pernah ada orang yang mendatangi kami, seperti dua orang ini: Ahmad bin Hambal dan Yahya bin Ma`in.”
Imam Ahmad mengatakan, “Yahya bin Ma`in adalah orang yang paling mengerti tentang ‘ilmu rijal‘.”
Ibnu Hajar al-Asqalani menyebut dia dengan “Imam Al-Jarh wa At-Ta'dil” (pemimpin dalam masalah jarh wa ta`dil).
Imam Adz-Dzahabi menyebutnya dengan “Sayyid Al-Hufazh” (pemimpin para pakar hadis). Setelah menyebutkan biografi singkat tentang Ibnu Ma'in, Imam Adz-Dzahabi mengatakan, “Yahya terlalu terkenal untuk saya bahas tentang keuatamaanya.”.
elzeno
elzeno Pengalaman adalah Guru Terbaik. Oleh sebab itu, kita pasti bisa kalau kita terbiasa. Bukan karena kita luar biasa. Setinggi apa belajar kita, tidahlah menjadi jaminan kepuasan jiwa, yang paling utama seberapa besar kita memberi manfaat kepada sesama.
Posting Komentar
Cari ...
Menu
Tampilan
Bagikan